"Ingin mengenal dunia? Baca! Ingin dikenal dunia? Nulis!"

"Welcome to Dunia Zulfhania".

Monday, November 12, 2012

Beautiful Mistake (#3)


"Beda bukan berarti tak dapat menyatu."


Bisakah masjid dan gereja bersatu? Bisakah tasbih dan kalung saling menyatu? Bisakah orang yang menengadahkan tangan dan melipat tangan menjadi satu?


"Berilah petunjuk bagi hamba-Mu, Ya Allah." Shei menengadahkan tangannya di depan dada seraya kepalanya mendongak menatap langit-langit atap masjid sekolahnya berharap disana Tuhannya sedang melihat dan mendengarkannya berdoa.


"Rabbanaa 'atinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhirati hasanah wa qinaa adzaabannaar. Amin ya rabbal 'aalamiin."


Shei yakin, Tuhannya mendengarkan doanya. Shei yakin, Tuhannya akan memberikan jawaban yang terbaik untuknya.


Shei melipat mukenanya dan meletakkan kembali pada tempatnya. Setelah merapikan rambutnya melalui cermin, ia turun menuju lantai bawah. Dan seperti biasa, ia sudah mendapati Glenn berdiri di bawah pohon jambu. Dan Glenn tersenyum begitu mereka bertemu pandang. Senyuman yang selalu dirindukan oleh Shei.


* * *

Beautiful Mistake (#2)



"Beda bukan berarti tak dapat menyatu."


Ia, dikenal dengan nama Shei, melangkahkan kakinya menuruni anak tangga masjid. Ia baru saja menyelesaikan shalat dhuha di masjid sekolahnya. Hal ini sudah menjadi kegiatan rutin baginya semenjak ia menduduki kelas 3 SMA, kelas akhir di masa putih abu.


Ia tersenyum ketika didapatinya orang itu sedang berdiri di bawah pohon jambu dekat masjid dengan tangan yang dilipat di dada. Orang itu melirik ke arahnya, dan senyum langsung terhias di bibir keduanya.


Orang itu, dikenal dengan nama Glenn, melangkahkan kakinya mendekati Shei yang sedang memakai sepatu talinya sambil duduk di batas suci masjid. Glenn sudah terbiasa menunggu Shei mendekatkan diri kepada Tuhannya sebelum mereka makan bersama di kantin. Dan hal ini sama sekali tidak memberatkan keduanya, apalagi Glenn.


"Udah lama?" tanya Shei sambil menalikan sepatu sebelah kirinya. Setelah itu, ia bangkit dari duduknya.


"Baru aja dateng kok tadi. Mau langsung ke kantin?" jawab Glenn sekaligus bertanya.

Sunday, November 11, 2012

Beautiful Mistake (#1)


"Beda bukan berarti tak dapat menyatu."


Suara adzan subuh membangunkan ia dari mimpi indahnya. Ia mengulet panjang sebelum akhirnya turun dari ranjang tidurnya. Doa terucap lirih dari bibir manisnya. Sambil melangkah menuju kamar mandi, bibirnya masih terus menyebut-nyebut nama Tuhannya.


Ia menyalakan air kran. Dibasuhnya kedua telapak tangannya sambil mengucapkan sebait niat doa di bibirnya. "Nawaitul wudhuu'a lirabbil hadatsil ashghari fardhuu lillaahi ta'aala."


* * *


Hari ini aku ulangan biologi. Bantu doa dari Tuhanmu ya sayang.


Ia tersenyum membaca pesan singkat yang ia terima dari seseorang yang telah menjadi orang terdekatnya selama satu setengah bulan terakhir ini. Jemarinya kemudian bergerak menekan keypad pada ponselnya untuk membalas pesan tersebut.


Aku doakan untukmu dari Tuhanku. Sukses ya sayang.


Send. Ada sebersit rasa takut yang menyelinap ketika ia membalas pesan tersebut. Ia takut ia salah dengan membalas pesan seperti itu. Ia takut ketika jemarinya mengetik pesan yang berbunyi seperti itu untuk seseorang yang sedang membutuhkan doa dari Tuhannya disana. Ia takut ia salah.


* * *